Senin, 13 Juli 2009

Semestaku Mangkat

Terik matahari menyengat ubun-ubun
Gerah menyelimuti, raga bermandi peluh
Bumi retak berdebu
Pohon-pohon meranggas pilu

Peradaban dunia turut berubah
Pria atau wanita tiada pasti
Cinta, puisi dan nada sirna
Caci maki khianat meraja

Oh.....
Bumiku berkarat
Langitku tergantung menunggu tenggat
Samudra melesak keperut bumi
Hutan terpaksa gadaikan diri jadi sahara

Hai...jasad-jasad mati
Sadarlah...bangkitlah dari mati surimu
Asahlah rasamu dengan samurai tertajam dunia

Lihatlah....
Semesta kita tlah sekarat
Sakit menahun turun temurun
Bertahan berkorban demi kalian
Menunggu obat yang tak kunjung datang

Bilakah semestaku kan mangkat
1000 tahun..?? 100 tahun..?? 10 tahun..??
Ataukah esok hari...???
Dan saat itu tiba sesalpun tak berarti

"Lia-Pipit mungil"
19 Juni 2009

Tidak ada komentar: