Sabtu, 02 Mei 2009

Tanpa Judul

Rona merah senja kembali menggayut diufuk barat
Menelan keangkuhan sang surya
Perlahan gemintang mulai bermunculan
Sang bulanpun dengan pongahnya melenggang diatas langit
Sungguh pemandangan yang amat luar biasa

Aku tertegun
Senyumku tiba-tiba tak berbekas
Tawaku lenyap ditelan gulita malam
Hatiku teriris tercabik
Pandanganku seketika nanar

Keyakinanku akan hadirmu mendadak luruh
Yakinku akan setiamu menguap entah kemana
Akupun tak yakin bisa kembali merajut kain yang tlah hancur

Batinku kembali berteriak
Cinta....Aku ingin tua bersamamu
Merenda hari-hari penuh canda dan tawa
Menatap anak-anak yang kelak meneruskan jejak kita
Tanpa perlu sesaatpun khawatir
Hatimu pergi meninggalkanku

''Lia''
Apakah cemburu mulai mencolek hatiku....
Cemburu itu wajar asal masih dalam BATAS

Noktah Cemburu

Aku mencoba paham jika kau tak mungkin selalu disampingku
Tapi aku perempuan yang punya siklus tertentu
Saat emosiku terpacu lebih cepat
Hingga mudah termakan cerita negative tentangmu

Cinta..akankah kau tahu ?
Betapa sering ku merasa tak berdaya melawan waktu
Yang begitu menghimpit di setiap jengkal tubuh
Mempertahankan sebuah penantian yang semakin panjang

Sering aku bertanya
Samakah rasamu dengan rasaku
Rindukah kau padaku
Masihkah kau setia pada ikrar tuk selalu bersama

Cinta….
Salahkah jika aku meminta tatapan kagum,
Pujian dan kata-kata mesra itu hanya untukku
Salahkah jika aku meminta hanya aku di hatimu

Tak hanya jarak, ruang dan waktu
Namun juga mimpi dan kisah-kisah disekeliling
Yang memisahkanku dari genggaman jemarimu
Maafkan jika senyumku tersembunyi dibalik air mata
Dan kata-kata mesra tak terucap terperangkap dalam prasangka

Noktah itu bernama cemburu
Mencolek lembut dinding hatiku
Aku hanya ingin kau tahu
Cinta yang ku punya lebih berwarna
Dari yang kau kira

“Lia”
Jangan biarkan cemburu menguasaimu

yakinlah..Sang Elang kan kembali tuk hampiri si Pipit Mungil...