Rinduku tlah diambang BATAS
Menyesak menyeruak dalam kalbu
Muncul membentuk rona semburat diwajah
Saat mentari muncul
yang terlihat bukan cahaya namun auramu
Pipit pagi berceloteh terdengar bagai derai tawamu
Desauan angin ibarat bisikan cintamu
yang terputar kembali
Rinduku tlah lewati ambang BATAS
Kian menyesak hingga berubah perih dan ngilu
Menjelma membentuk tirai kemuakan dan kebencian
Titik-titik keraguan berpendar kian nyata
Seakan melumat habis rindu membara
Menjadikannya beku dan sedingin salju
"Lia"
Elang bilakah kau akhiri kelanamu
Pipit mungil tlah teramat lelah menanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar