Selasa, 14 September 2010

Petani

berdiri menghadapi ladang
ukir asa pada ragam guludan
cipta emas dari garing bongkahan
penuh harap walau kadang tak sepadan


tak hanya hitungan tahun, namun berabad selalu begini
tak menghitung waktu, kau tempuh hari
menantang garang matahari
menanam harapan pada benih yang kau semai


legam kulitmu
kerut merut wajahmu
gambarkan deritamu
namun masih jua terlukis rindu
kecap bahagia anak cucumu


walau raut semakin senja
harapan yang sama masih saja kau tempa
doa serupa selalu kau pelihara


banyak hal tak berpihak padamu
musim tak lagi mampu kau dekap
harga pupuk kian meningkat
tanah ladang semakin mandul
hanya menyimpan senyawa beracun


namun engkau tetap setia
melangkah di pematang pematang penuh dilema
menggauli tanah dengan semangat membara
menumpukan segala harapan pada cangkul berirama
menggadai darah dan belulang pada rumpun rumpun asa


by : Pipit Mungil (Lia Salsabila)
240909

Tidak ada komentar: