Sabtu, 08 Agustus 2009

Buruh Tani

“Dalam tiap ayunan,
terperah darah demi sekeping impian”


Berdiri hadapi hamparan

Ukir guludan banyak ragam

Lempak masuk tanah keluar



Semenjak fajar selalu begitu

Lempar kantuk kesampingkan lelah

Hingga petang baru berhenti

Lelah penat tak lagi terperi



Demi asik mengukir bumi

Cipta harta yang bukan milik sendiri

Harta tuan tanah sang majikan

Harta sendiri hanya tenaga

Tenaga badan ditiap ayunan


"Lia"

1 komentar:

tawadakan mengatakan...

Salam kenalan