“Dalam tiap ayunan,
terperah darah demi sekeping impian”
Berdiri hadapi hamparan
Ukir guludan banyak ragam
Lempak masuk tanah keluar
Semenjak fajar selalu begitu
Lempar kantuk kesampingkan lelah
Hingga petang baru berhenti
Lelah penat tak lagi terperi
Demi asik mengukir bumi
Cipta harta yang bukan milik sendiri
Harta tuan tanah sang majikan
Harta sendiri hanya tenaga
Tenaga badan ditiap ayunan
"Lia"
1 komentar:
Salam kenalan
Posting Komentar